Rangkuman Materi UN/UNBK Bahasa Indonesia SMA/SMK/MA/MAK: Contoh Soal dan Pembahasan Per SKL9 - foldersoal.com

Tulisan Rangkuman Materi UN/UNBK Bahasa Indonesia SMA/SMK/MA/MAK: Contoh Soal dan Pembahasan Per SKL 9 berisikan materi yang berbeda dengan rangkuman ujian nasional b. Indonesia bagia ke-8, dimana bagian kesembilan berisikan tentang Imbuhan.

Berikut di bawah ini, ringkasan yang dirangkum dalam satu materi sebagai referensi anda mempersiapkan ujian nasional di tahun ini.

9# Imbuhan

Imbuhan atau afiks adalah bentuk terikat yang secara structural diletakkan pada kata dasar atau bentuk dasar untuk membentuk kata-kata baru. Imbuhan yang diletakkan di bagian muka suatu kata dasar disebut awalan (prefiks). Imbuhan yang diletakkan di belakang kata disebut akhiran (sufiks), dan imbuhan yang diselipkan di tengah kata dasar disebut sisipan (infiks).

a. Awalan me-

Awalan me- memiliki bentuk variasi me-, meny-, meng-, mem-, menge-, dan men- disesuaikan dengan bentuk dasar yang dilekatinya. Kata dasar yang diawali dengan K – P – T – S akan luluh jika mendapat imbuhan me-, Contohnya, karang – mengarang, tulis – menulis, sapu – menyapu, pukul – memukul, dan lain-lain.

Awalan me- membentuk kata kerja, baik transitif mapun intransitive. Kata kerja transitif adalah kata kerja yang memerlukan objek, sedangkan kata kerja yang tidak memerlukan objek adalah kata kerja intransitive.

Maka imbuhan awalan me- transitif adalah sebagai berikut.
(a) Melakukan suatu perbuatan; Contoh: Pedagang buah-buahan itu membuang sampah di mana saja.
(b) Mempergunakan atau bekerja; Contoh: Para petani sedang mencangkul sawahnya.
(c) Membuat atau menghasilkan; Ibu menyambal terasi

Maka imbuhan awalan me- intransitive adalah sebagai berikut.
(a) Mengerjakan; Contoh: Mereka sedang menari
(b) Menghasilkan; Anjing itu menggonggong
(c) Menuju ke; Contoh: Nelayan itu sudah mendarat.
(d) Berlaku atau menjadi seperti; contoh: Semen itu sudah membantu.
(e) Menjadi; Contoh: Pakaian seragamnya sudah menguning.

b. Awalan pe-

Awalan pe- memiliki variasi bentuk pe-, pen-, pem-, peny-, peng-, dan penge-, serta pe-. Kata dasar yang berawalan K – T – S – P – akan luluh jika bertemu awalan pe-. Contohnya, karang – pengarang, tulis – penulis, sapu – penyapu, dan pukul – pemukul.

Awalan pe-, berfungsi membentuk kata benda. Kata berawalan pe- memiliki pertalian dengan kata berawalan me- atau diturunkan dari kata kerja berawalan me-, misalnya pendidik dari mendiidik, pembaca dari membaca
.
 Maka awalan pe-, antara lain adalah sebagai berikut.
(a) Menyatalkan pelaku (agentif); Contoh: Pembaca berita TVRI sangat menarik.
(b) Menyatakan sesuatu atau orang yang di; Contoh Pesuruh sekolah sedang membersihkan halaman.
(c) Orang yang gemar; Contoh Dia pengumpul perangko.
(d) Memiliki sifat; Contoh: Pemuda itu pemalas, kerjanya tidur terus.
(e) Menyatakan alat; Contoh: Pemutar MP3 menghasilkan suara jernih.
(f) Orang yang bekerja di suatu tempat; Contoh: istri pelaut harus memiliki sifat sabar.

c. Awalan per-

Awalan per- berfungsi membentuk kata benda dan membentuk pokok kata. Awalan per- yang membentuk kata benda tidak produktif hanya terdapat pada kata pelajar dan pertapa. Contohnya awalan per- adalah besar – pembesar, dua – perdua, budak – perbudak.

Awalan per- hanya mempunyai satu makna yaitu menyatakan kausatif (membuat jadi ,,,, menganggap sebagai). Contohnya pada kata perbesar ‘membuat jadi lebih besar’, perbudak ‘membuat jadi budak’, dan perdua ‘membuat jadi dua’.

d. Akhiran (surfiks) –kan

Akhiran –kan berfungsi membentuk pokok kata. Dengan tambahan prefiks me-, di-, dan ter-, pokok kata itu membentuk kata kerja. Misalnya, datangkan (pokok kata) – mendatangkan (kata kerja).

Akhiran –kan membentuk tiga macam makna berikut.
(a) Menyatakan kausatif, yaitu membuat dan menyebabkan sesuatu menjadi; Contoh: ia membesarkan anaknya dengan penuh kasih sayang.
(b) Menggunakan sesuatu sebagai alat atau membuat dengan; Contoh: Orang itu menusukkan pakunya ke dinding.
(c) Menyatakan benefaktif, Yaitu melakukan sesuatu untuk orang lain; Contoh : Ayah membelikan adik sepeda baru.

e. Akhiran –i

Akhirnya –i berfungsi membentuk pokok kata. Dengan tambahan prefiks me-, di-, dan ter- pokok kata itu menjadi kata kerja.

Makna sufiks –i dapat dilihat dari perincian berikut ini.
(a) Menyatakan objek lokatif (objeknya menunjukan tempat); Contoh: Pencuri itu memasuki rumahku dari belakang.
(b) Menyatakan perbuatan yang berulang-ulang; Contoh: kusir sado itu memukuli kudanya agar belok kanan.
(c) Menyatakan perbuatan yang berulang-ulang; Contoh: Kepala sekolah sedang menandatangani surat.
(d) Menyatakan membuat jadi; Contoh: Ayah sedang membarui rumah yang baru kami beli beberapa bulan lalu.
(e) Menyatakan ikut serta; Contoh: Ibu menemani ayah dalam pertemuan antardosen seluruh Jawa Barat.

f. Akhiran –an

Akhiran –an membentuk kata benda. sufiks –an membentuk tiga makna.
(a) Menyatakan tempat; Contohnya: Ruangan pesta itu dipenuhi oleh pasangan-pasangan yang berdansa.
(b) Menyatakan hasil perbuatan; Contoh: Karangannya dimuat di majalah sastra.
(c) Menyatakan alat, Contoh: Rupanya timbangan itu sudah rusak karena jarumnya tidak bergerak.

g. Konfiks ke-an

ke-an merupakan gabungan dari dua macam imbuhan yang melekat bersama-sama membentuk satu arti. Imbuhan ke-an ini berfungsi membentuk kata benda.

Berikut makna yang terbentuk dari konfiks ke-an.
(a) Menyatakan suatu hal; Contoh: Kecantikan orang itu terpancar dari kepribadiannya.
(b) Menyatakan dapat di …. ‘Contoh: Tulisan itu tidak kelihatan karena hurufnya terlalu kecil.
(c) Menyatakan menderita; Contoh: kepalaku sakit karena kehujanan.
(d) Menyatakan tempat; Contoh: Kelurahan Tanjung Duren sedang direnovasi.
(e) Menyatakan perbuatan tidak disengaja; Contoh: siswa yang kesiangan diberi tugas di perpustakaan.
(f) Menyatakan terlalu; Contoh: Baju yang dibelikan ayah kekecilan.
(g) Menyatakan menyerupai; Contoh: Dia masih kekanak-kanakan padahal sudah dewasa.

h. Konfiks pe-an

Konfiks pe-an berfungsi sebagai pembentuk kata benda. Kata yang berafiks pe-an sebagian besar merupakan hasil nominalisasi dari kata berafiks me-, baik disertai afiks –i, atau –kan, maupun tidak. Karena itu, kata berafiks pen-an sejalan dengan kata-kata itu. Contohnya, pembacaan sejalan dengan membaca. Kesejalanan itu dapat diketahui dari kalimat seperti berikut. Mereka sedang membaca Alquran dilakukan bersama-sama.

Makna yang dibentuk konfiks pe-an ada lima, yaitu berikut ini.
(a) Menyatakan hal; Contoh: Pengedaran ganja dilakukan oleh orang-orang tertentu.
(b) Menyatakan cara; Contoh: Penyajian materi pelajaran Bahasa Indonesia itu tidak membosankan.
(c) Menyatakan hasil; Contoh: Penilaian tim juri tidak dapat diganggu gugat.
(d) Menyatakan alat; Contoh: Pendengaran orang itu sudah tidak jelas.
(e) Menyatakan tempat; Contoh: Pengungsian orang Ambon sudah disediakan pemerintah.

i. Konfiks per-an

Konfiks  per-an berfungsi sebagai pembentuk kata benda. Kata berkonfiks per-an merupakan hasil nominalisasi dari kata kerja yang sejalan dengan kata kerja yang berawalan ber- dan kata kerja yang dibentuk oleh memper- (-kan, -i). Contohnya, perkenalan sejalan dengan berkenalan. Kesejalanan itu dapat dilihat dalam kalimat berikut.
- Aku berkenalan dengan dia
- Perkenalanku dengan dia tidak kuduga sebelumnya

Konfiks per-an membentuk beberapa makna berikut ini.
(a) Menyatakan hal; contoh: izin pergedungan di DKI Jakarta sangat ketat.
(b) Menyatakan hasil; contoh: kita harus menjungjung persatuan bangsa.
(c) Menyatakan tempat, daerah; contoh: Vila itu sebagai peristirahatan keluarga presiden
(d) Menyatakan berbagai-bagai; contoh: surat lamaran pekerjaan harus disertai persyaratan yang diminta.

j. Afiks Kombinasi (Gabungan Afiks)

Gabungan afiks adalah penggunaan beberapa imbuhan yang memiliki makna dan fungsi, tetapi muncul bersamaan pada sebuah kata dasar.
(a) Gabungan me-kan, di-kan, memper-kan, dan diper-kan
 Gabungan afiks ini berfungsi membentuk kata kerja. Prefiks me- menyatakan keaktifan, prefiks di- menyatakan kepasifan, sedangkan sufiks –kan pada umumnya menyatakan kausatif. Makna dari me-kan, di-kan, memper-kan, dan diper-kan adalah sebagai berikut.
(a) Menyatakan kausatif, yaitu menyebabkan terjadinya proses; Contoh: Ayah sedang meninggikan tiang jemuran.
(b) Menjadikan sebagai atau menganggap sebagai; Contoh: Orang itu memperhambakan benda-benda  antiknya.
(c) Menyatakan intensitas; Contoh: Mereka memperebutkan Piala Gubernur DKI Jakarta

(b) Menyatakan kausatif
Gabungan afiks ini berfungsi membentuk kata kerja. Prefiks me- menyatakan keaktifan, dan di-i, memper-i, dan diper-i, adalah untuk menyatakan kausatif dan intensitas (termasuk perbuatan yang dilakukan berulang-ulang).
Contoh:
- Anak itu sedang memperbaiki sepedanya
- Mereka sedang mempelajari bahan UAS

Latihan Soal Tipe UN/UNBK B. Indonesia dan Pembahasannya 9#

Cermatilah paragraf berikut!
Indonesia memiliki banyak sekali bahan alami yang …. Bagi kesehatan. Untuk si kecil, secara turun-temurun, para orang tua menggunakan minyak telon yang dapat memberikan …. Dan kenyamanan … panas tubuh bayi belum sesempurna orang dewasa. Di lingkungan dingin, bayi belum bisa membakar cadangan lemak tubuh dengan segera untuk menghasilkan panas sehingga bayi pun menggigil kedinginan.

Kata berimbuhan yang tepat untuk melengkapi paragraf tersebut adalah ….
a.memanfaatkan, penghargaan, aturan
b. memanfaatkan, kehangatan, peraturan
c. bermanfaat, penghangatan, aturan
d. bermanfaat, kehangatan, pengaturan
e. pemanfaatan, menghangatkan, pengaturan
Jawaban: D

Pembahasan:
Kata berimbuhan pertama yang dibutuhkan adalah kata berimbuhan membentuk ‘sesuatu yang mengandung’. Oleh karena itu, kata dengan awalan ber- paling tepat mengisinya. Kata yang kedua membutuhkan pembentuk nominal sebagai pelengkap dari verba memberikan. Jadi, konfiks yang tepat adalah ke-an sebagai pembentuk nomina kehangatan. Begitu pula dengan konfiks pe-an dalam pengaturan cocok mengisi bagian yang kosong selanjutnya.

Lanjut ke ringkasan UN B. Indonesia tentang Frasa => Rangkuman Materi UN/UNBK Bahasa Indonesia SMA/SMK/MA/MAK: Contoh Soal dan Pembahasan Per SKL 10
Berbagai Sumber

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel