Download Naskah Pidato Sambutan Mendikbud Pada Upacara Peringatan Hardiknas 2018 - foldersoal.com
Sunday 23 August 2015
Edit
Update_Download Teks/Naskah Pidato Sambutan Mendikbud pada Upacara Peringatan Hari pendidikan Nasional /Hardiknas 2 Mei 2018_Bagi Bapak/Ibu dan semua pembaca yang sedang mencari teks pidato sambutan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, di bawah ini Admin sediakan link download file PDF yang berisi naskah sambutan Mendikbud, Bapak Muhadjir Effendy pada peringatan Hari Pendidikan Nasional (HARDIKNAS) tanggal 2 Mei 2018. Bagi Kepala Sekolah atau Bapak/Ibu Guru yang menjadi Pembina Upacar bisa membacakan teks pidato Mendikbud pada Hardiknas 2018 di bawah ini pada upacara bendera dalam rangka peringatan Hardiknas 2018 di sekolah masing-masing.
Silakan Download PIDATO MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN RI pada Upacara Peringatan Hari Pendidikan Nasional, 2 Mei 2018
Assalaamu'alaikum warahmatullaahi waborakatuh.
Salam sejahtera dan senang bagi kita semua.
Oom swastiastu
Namo Buddhaya
Berkenaan dengan Peringatan Hari Pendidikan Nasional 2018, marilah kita bersyukur kepada Tuhan Allah Yang Mahakuasa. Sebagaimana kita ketahui, tanggal 2 Mei telah ditetapkan sebagai Hari Pendidikan Nasional. Tanggal tersebut bertepatan dengan tanggal kelahiran Raden Mas Soewardi Soerjaningrat, seorang tokoh pendidikan Indonesia, yang kemudian lebih dikenal dengan nama Ki Hadjar Dewantara.
Dalam memperingati Hari Pendidikan Nasional tahun 2018 ini kita mengambil tema "Menguatkan Pendidikan, Memajukan Kebudayaan". Sesuai dengan tema tersebut, marilah kita jadikan peringatan kali ini sebagai momentum untuk merenungkan relasi bersahabat antara pendidikan dan kebudayaan sebagaimana tecermin dalam ajaran, pemikiran, dan praktik pendidikan yang dilakukan oleh Ki Hadjar Dewantara.
Peringatan Hari Pendidikan Nasional kali ini juga kita jadikan momentum untuk melaksanakan muhasabah, mesu budi, atau refleksi terhadap usaha-usaha yang telah kita perjuangkan di bidang pendidikan. Dalam waktu yang bersamaan kita menerawang ke depan atau menciptakan proyeksi perihal pendidikan nasional yang kita cita-citakan. Pada Hari Pendidikan Nasional 2018 ini kita perlu merenung sejenak untuk menengok ke belakang, melihat apa yang telah kita kerjakan di bidang pendidikan, untuk kemudian bergegas melangkah ke depan guna menggapai impian masa depan pendidikan nasional yang didambakan.
Di dalam undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Tahun 2003, BAB I, Pasal 1 ayat 2, disebutkan bahwa pendidikan nasional kita yaitu pendidikan yang menurut Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, sedangkan kebudayaan nasional merupakan akar pendidikan nasional. Di sinilah terjadinya titik temu antara pendidikan dan kebudayaan. Jika kebudayaan nasional kita menghunjam berpengaruh di dalam tanah tumpah darah Indonesia, akan subur dan kukuh pulalah bangunan pendidikan nasional Indonesia. Di samping itu, disahkannya Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017 perihal Pemajuan Kebudayaan akan mempertegas posisi kebudayaan nasional sebagai ruh, pemberi hidup, dan penyangga bangunan pendidikan nasional kita. Oleh lantaran itu, kebudayaan yang maju yaitu prasyarat yang harus dipenuhi jikalau ingin pendidikan nasional tumbuh subur, kukuh, dan menjulang.
Para insan pendidikan dan kebudayaan yang berbahagia,
Atas dasar pikiran di atas, pada Hari Pendidikan Nasional 2018 ini kita berkomitmen untuk terus berikhtiar membangun pendidikan. Pendidikan yang dihidupi dan disinari oleh kebudayaan nasional. Kita yakin bahwa kebudayaan yang maju akan menciptakan pendidikan kita kuat. Begitu pula sebaliknya, jikalau pendidikan kita subur dan rindang, akar kebudayaan akan lebih menghunjam kian dalam di tanah tumpah darah indonesia. Oleh lantaran itulah, pada Hari Pendidikan Nasional 2018 ini mari kita satukan tekad untuk "Menguatkan Pendidikan dan Memajukan Kebudayaan" dengan disertai niat yang tulus serta perjuangan yang keras tak kenal lelah dalam mengabdi di dunia pendidikan.
Para insan pendidikan dan kebudayaan yang mulia,
Kita menyadari bahwa kondisi ideal pendidikan dan kebudayaan nasional yang kita cita-citakan masih jauh dari jangkauan. Kita terus berusaha keras memperluas saluran pendidikan yang berkualitas, terus-menerus mengalibrasi praktik pendidikan semoga mempunyai presisi atau ketelitian yang tinggi, sesuai dengan tuntutan masyarakat, lapangan pekerjaan, dan kebutuhan pembangunan.
Di sisi yang lain kita berusaha memperlihatkan kepada dunia bahwa indonesia yaitu negara yang kaya raya dalam hal budaya. Sebagaimana diakui oleh salah satu Asisten Direktur Jenderal UNESCO, yaitu Fransesco Bandarin, yang menyampaikan bahwa Indonesia sebagai negara adikuasa (super power) kebudayaan. Kita terus menggali kekayaan budaya indonesia, melestarikan, dan mengembangkannya demi terwujudnya indonesia yang benar-benar adikuasa di bidang kebudayaan. itulah sebabnya, Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017 perihal Pemajuan Kebudayaan mengamanatkan bahwa pemajuan kebudayaan memerlukan langkah strategis berupa upaya-upaya pelindungan, pengembangan, pemanfaatan, dan training guna mewujudkan masyarakat mdonesia yang berdaulat secara politik, mandiri secara ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan.
Cita-cita pendidikan dan kebudayaan nasional hanya bisa terwujud jikalau kita bekerja keras dan berdaya jelajah luas. Hanya dengan cara itu, kerja pendidikan dan kebudayaan sanggup menjangkau seluruh wilayah Indonesia.
Insan pendidikan dan kebudayaan yang mulia,
Apresiasi publik terhadap keberhasilan pemerintah yang gencar membangun infrastruktur harus disertai dengan pembangunan sumber daya insan secara lebih sungguh-sungguh dan terencana. Sebagaimana kita ketahui, dalam tiga tahun terakhir pemerintah telah membangun dan memperkuat infrastrukter di hampir semua penjuru tanah air. Walaupun belum sepenuhnya selesai, keuntungannya sudah sanggup dinikmati, di antaranya semakin memperrnudah kerja pendidikan dalam memperluas akses, walaupun pada ketika yang sama memaksa kerja pendidikan harus sigap merespons secara positif terhadap perubahan tata nilai, sebagai dampak dari perkembangan infrastruktur tersebut. Pendidiikan juga harus menyiapkan tenaga technocraft, tenaga terampil dan kreatif, yang mempunyai daya penyesuaian tinggi terhadap perubahan dunia kerja yang kian cepat dan mempunyai kemampuan berpresisi tinggi untuk mengisi teknostruktur sesuai denga kebutuhan.
Artikel terkait:
Silakan Download Teks Pidato Mendikbud pada Upacara Peringatan Hari Pendidikan Nasional 2017.
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,
Salam sejahtera dan senang bagi kita semua,
Pada hari yang penuh berkah dan nikmat ini 2 Mei 2017, kita kembali memperingati Hari Pendidikan Nasional atau Hardiknas. Untuk itu, marilah kita bersyukur tiada berhingga kepada Tuhan Yang Maha Esa, lantaran berkat rahmat dan karunia-Nya semata kita sekalian mempunyai kesempatan untuk memperingati Hari Pendidikan Nasional Tahun 2017. Tema Hardiknas kali ini yaitu "Percepat Pendidikan yang Merata dan Berkualitas".
Tema tersebut terkait bersahabat dengan fenomena dunia yang berubah sangat cepat dan menuntut kualitas semakin tinggi. Untuk itu marilah kita resapi dan renungi tema tersebut, kemudian kita wujudkan bersama-sama. Dengan begitu maka seluruh lapisan masyarakat akan sanggup menjangkau layanan pendidikan yang berkualitas. Dengan pendidikan berkualitas yang merata, dalam makna sanggup dikenyam oleh seluruh warga bangsa, maka ikhtiar kita mencerdaskan kehidupan bangsa, sebagaimana diamanatkan oleh Undang-Undang Dasar 1945, sanggup terwujud.
Selanjutnya, atas nama pemerintah, izinkan saya memberikan penghargaan dan penghormatan setinggi-tingginya kepada seluruh insan pendidikan di tanah air. Mereka yaitu yang telah mengabdi dan berkorban demi kemajuan pendidikan. Pengabdian dan pengorbanan yang sudah Bapak dan Ibu berikan, sejauh ini telah membuahkan hasil yang menggembirakan. Sekalipun di sana-sini masih banyak dilema dan menjadikan ketidakpuasan. Semoga keberhasilan tersebut semakin memacu semangat dan perjuangan keras kita. Sedang adanya dilema yang belum terselesaikan dan ketidakpuasan yang ada, justru semakin melipat-gandakan energi, kehendak, dan ikhtiar kita untuk menemukan terobosan-terobosan baru.
Ibu, Bapak, dan Saudara sekalian yang mulia
Pada setiap ketika memperingati Hardiknas kita tak pernah lupa dengan sosok Ki Hadjar Dewantara. Mengapa? Karena peringatan Hari Pendidikan Nasional didasarkan atas hari kelahirannya. Beliau dilahirkan tanggal 2 Mei 1889. Beliau sudah disepakati sebagai Bapak Pendidikan Nasional. Dengan tanpa bermaksud mengecilkan kiprah para tokoh pendidikan yang lain, kiprah Ki Hadjar Dewantara pada awal perintisan pendidikan nasional memang sangat besar. Baik berupa gagasan, pemikiran, maupun terawang masa depan. Oleh lantaran itulah gagasan dan pemikiran dia tetap relevan dan menjadi pola bagi pembangunan pendidikan nasional kita.
Beberapa di antara pandangan pemikiran Ki Hadjar Dewantara adalah: (1) "Panca Dharma" yaitu bahwa pendidikan perlu beralaskan lima dasar yaitu kemerdekaan, kodrat alam, kebudayaan, kebangsaan, dan kemanusiaan. (2) "Kon-3" yaitu bahwa penyelenggaraan pendidikan harus menurut asas kontinuitas, konvergensi, dan konsentris, dalam arti proses pendidikan perlu berkelanjutan, terpadu, dan berakar di bumi tempat dilangsungkannya proses pendidikan. (3) "Tri-pusat Pendidikan" bahwa pendidikan hendaklah bedangsung di tiga lingkungan, yang kita kenal dengan nama tripusat, yartu lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat yang saling berafiliasi simbiotis dan tidak sanggup dipisahkan satu sama lain.
Dalam hal kepemimpinan pendidikan Ki Hadjar Dewantara mengajukan konsep "Laku Telu" atau tiga kiprah yang dirumuskan dalam frasa Bahasa Jawa: "Ing ngarso sung tuladha, ing madya mangun karso, tut wuri handayani" yang artinya apabila di depan memberi teladan, apabila di tengah memberi wangsit (inspirasi) dan apabila di belakang memberi dorongan. Ketiga kiprah tersebut harus dilaksanakan secara seksama baik bergantian maupun serempak dalam tampilan sosok pemimpin pendidikan yang utuh. Di sinilah kita diingatkan untuk tidak memenggal dan menerapkan sepenggal-sepenggal tiga laris kepemimpinan dalam praksis pendidikan Ki Hadjar Dewantara.
Agaknya konsep "Laku Telu" ini perlu dihayati kembali oleh para pedidik, pada ketika mana dunia pendidikan mengalami krisis keteladanan dan praktek pendidikan tidak lagi menginspirasi. Sementara dorongan dari arah belakang dari kepemimpinan pendidikan tidak disertai pemberian arah dan haluan untuk penerima didiknya.
Ibu, Bapak, Saudara sekalian,
Gagasan pemikiran dan prinsip-prinsip pendidikan Ki Hadjar Dewantara tersebut di atas yaitu menjadi dasar pola visi Presiden RI, Joko Widodo di bidang pendidikan. Dalam visi Presiden, masa depan Indonesia yaitu sangat ditentukan oleh generasi penerima didik masa kini yang mempunyai abjad atau budi pekerti yang kuat, serta menguasai banyak sekali bidang ketrampilan hidup, vokasi dan profesi masa 21
Dalam rangka mewujudkan visi tersebut. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bersiap melaksanakan reformasi pendidikan nasional baik pada tataran konseptual maupun manajerial. Dalam tataran konseptual, kini sedang diupayakan semoga abjad kembali menjadi fundasi dan ruh pendidikan nasional. Untuk itu pembentukan abjad harus dimulai dan menjadi prioritas pada jenjang pendidikan dasar (Basic Education). Kemudian untuk jenjang pendidikan lebih lanjut harus aman bagi penerima didik untuk mengaktualisasikan potensi dirinya semaksimal mungkin. Memungkinkan penerima didik membekali dirinya dengan keterampilan dan keahlian yang berdaya kompetisi tinggi, yang dibutuhkan dunia masa 21. Hanya dengan abjad yang berpengaruh dan kemampuan berdaya saing tinggi lah penerima didik masa kini akan sanggup membawa bangsa Indonesia berdiri dengan tegak di antara bangsa-bangsa maju yang lain di masa yang akan datang.
Untuk tujuan itu, kini tengah diupayakan penyelarasan, penyatuan, dan pembauran bidang kebudayaan dengan pendidikan. Begitu juga dalam pemanfaatan sumber-sumber berguru yang ada di kelas, di lingkungan sekolah dan yang ada di luar sekolah. Sehingga proses pembelajaran tidak terkotak-kotak, tersekat-sekat, tertutup, dan sumpeg, melainkan terbuka, luwes dan leluasa.
Lebih jauh, reformasi juga akan diakukan dalam hal waktu berguru di satuan pendidikan, pengorganisasian pelajaran dan kegiatan belajar, kiprah tanggung jawab dan kiprah guru dan tenaga kependidikan. Termasuk reformasi kiprah dan kiprah kepala sekolah sebagai manajer sekolah, komite sekolah dan juga pengawas sekolah. Reformasi pendidikan pada tataran aksi. ditandai dengan Gerakan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) dan Gerakan Literasi Nasional (GLN)
Demikian pula revitalisasi Sekolah Menengah kejuruan kini sedang dilaksanakan, dan perbaikan sistem distribusi Kartu Indonesia Pintar terus dilakukan. Gerakan PPK dan GLN diperlukan menjadi pintu masuk dan kunci utama bergeraknya reformasi berbagar sektor pendidikan dan kebudayaan baik di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan maupun di lingkungan pemerintah kawasan dan satuan pendidikan, bahkan lingkungan masyarakat. Berbagai acara dan kegiatan serta sumber daya baik finansial maupun nonfinansial di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta dinas pendidikan di banyak sekali kawasan hendaklah difokuskan untuk mendukung gerakan reformasi pendidikan tersebut. Reformasi pendidikan untuk menjawab permasalahan bangsa Indonesia ini senantiasa ditekankan oleh Presiden Republik Indenesia sehingga kita semua yang berbakti dan berkhidmat di dunia pendidikan perlu bersinergi mendukung terlaksananya reformasi pendidikan nasional dimaksud.
lbu, Bapak, Saudara, dan hadirin yang mulia,
Reformasi pendidikan nasional tersebut merupakan proses jangka panjang, bukan sesaat dan jangka pendek, sehingga perlu dilaksanakan secara sistemis, prosedural, dan sedikit demi sedikit di samping perlu proteksi dan partisipasi konstruktif semuajajaran pelaksana pendidikan, pemangku kepentingan pendidikan, bahkan warga bangsa Indonesia. Tak heran, hasil reformasi pendidikan nasional tersebut, yang semoga berbuah manis dan melegakan bagi seluruh warga bangsa Indonesia, mungkin memang tidak kita nikmat sekarang, tetapi pasti anak cucu kita yang bakal menikmatinya, dalam arti anak cucu kita di seluruh Indonesia bisa mengenyam pendidikan pendidikan berkualitas pada satu sisi dan pada sisi lain bangsa Indonesia mencapai kemajuan dan keunggulan di antara bangsa-bangsa lain.
Dengan demikian, keberadaan bangsa Indonesia di tengah bangsa lain menjadi lebih bermartabat, berdaulat, dan bermaslahat. Untuk itu, dalam reformasi pendidikan nasional ini, kerja keras yang kontruktif, penuh keikhlasan dan pengorbanan, serta dedikasi tulus seluruh insan pendidikan di seluruh Indonesia amat diharapkan. Marilah kita gotong royong menggerakkan reformasi pendidikan nasional demi kemajuan dan keunggulan pendidikan nasional kita pada satu sisi dan pada sisi lain demi kelangsungan dan kelanggengan bangsa Indonesia di tengah kancah bangsa-bangsa lain.
Pada Hari Pendidikan Nasional 2017 sekarang, mari kita singsingkan lengan baju untuk menggerakkan reformasi pendidikan nasional demi anak cucu kita. Semoga Tuhan seru sekalian alam meridhai dan menguatkan tekad dan langkah kita.
Akhirnya, mari kita "Cancut Taliwondo" demi segera terwujud pendidikan berkualitas yang merata di seluruh Indonesia.
Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Demikian Naskah/Teks Pidato Sambutan Mendikbud pada Upacara Peringatan Hardiknas 2018. Semoga bermanfaat. Berbagai Sumber
Silakan Download PIDATO MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN RI pada Upacara Peringatan Hari Pendidikan Nasional, 2 Mei 2018
Assalaamu'alaikum warahmatullaahi waborakatuh.
Salam sejahtera dan senang bagi kita semua.
Oom swastiastu
Namo Buddhaya
Berkenaan dengan Peringatan Hari Pendidikan Nasional 2018, marilah kita bersyukur kepada Tuhan Allah Yang Mahakuasa. Sebagaimana kita ketahui, tanggal 2 Mei telah ditetapkan sebagai Hari Pendidikan Nasional. Tanggal tersebut bertepatan dengan tanggal kelahiran Raden Mas Soewardi Soerjaningrat, seorang tokoh pendidikan Indonesia, yang kemudian lebih dikenal dengan nama Ki Hadjar Dewantara.
Dalam memperingati Hari Pendidikan Nasional tahun 2018 ini kita mengambil tema "Menguatkan Pendidikan, Memajukan Kebudayaan". Sesuai dengan tema tersebut, marilah kita jadikan peringatan kali ini sebagai momentum untuk merenungkan relasi bersahabat antara pendidikan dan kebudayaan sebagaimana tecermin dalam ajaran, pemikiran, dan praktik pendidikan yang dilakukan oleh Ki Hadjar Dewantara.
Peringatan Hari Pendidikan Nasional kali ini juga kita jadikan momentum untuk melaksanakan muhasabah, mesu budi, atau refleksi terhadap usaha-usaha yang telah kita perjuangkan di bidang pendidikan. Dalam waktu yang bersamaan kita menerawang ke depan atau menciptakan proyeksi perihal pendidikan nasional yang kita cita-citakan. Pada Hari Pendidikan Nasional 2018 ini kita perlu merenung sejenak untuk menengok ke belakang, melihat apa yang telah kita kerjakan di bidang pendidikan, untuk kemudian bergegas melangkah ke depan guna menggapai impian masa depan pendidikan nasional yang didambakan.
Di dalam undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Tahun 2003, BAB I, Pasal 1 ayat 2, disebutkan bahwa pendidikan nasional kita yaitu pendidikan yang menurut Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, sedangkan kebudayaan nasional merupakan akar pendidikan nasional. Di sinilah terjadinya titik temu antara pendidikan dan kebudayaan. Jika kebudayaan nasional kita menghunjam berpengaruh di dalam tanah tumpah darah Indonesia, akan subur dan kukuh pulalah bangunan pendidikan nasional Indonesia. Di samping itu, disahkannya Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017 perihal Pemajuan Kebudayaan akan mempertegas posisi kebudayaan nasional sebagai ruh, pemberi hidup, dan penyangga bangunan pendidikan nasional kita. Oleh lantaran itu, kebudayaan yang maju yaitu prasyarat yang harus dipenuhi jikalau ingin pendidikan nasional tumbuh subur, kukuh, dan menjulang.
Para insan pendidikan dan kebudayaan yang berbahagia,
Atas dasar pikiran di atas, pada Hari Pendidikan Nasional 2018 ini kita berkomitmen untuk terus berikhtiar membangun pendidikan. Pendidikan yang dihidupi dan disinari oleh kebudayaan nasional. Kita yakin bahwa kebudayaan yang maju akan menciptakan pendidikan kita kuat. Begitu pula sebaliknya, jikalau pendidikan kita subur dan rindang, akar kebudayaan akan lebih menghunjam kian dalam di tanah tumpah darah indonesia. Oleh lantaran itulah, pada Hari Pendidikan Nasional 2018 ini mari kita satukan tekad untuk "Menguatkan Pendidikan dan Memajukan Kebudayaan" dengan disertai niat yang tulus serta perjuangan yang keras tak kenal lelah dalam mengabdi di dunia pendidikan.
Para insan pendidikan dan kebudayaan yang mulia,
Kita menyadari bahwa kondisi ideal pendidikan dan kebudayaan nasional yang kita cita-citakan masih jauh dari jangkauan. Kita terus berusaha keras memperluas saluran pendidikan yang berkualitas, terus-menerus mengalibrasi praktik pendidikan semoga mempunyai presisi atau ketelitian yang tinggi, sesuai dengan tuntutan masyarakat, lapangan pekerjaan, dan kebutuhan pembangunan.
Di sisi yang lain kita berusaha memperlihatkan kepada dunia bahwa indonesia yaitu negara yang kaya raya dalam hal budaya. Sebagaimana diakui oleh salah satu Asisten Direktur Jenderal UNESCO, yaitu Fransesco Bandarin, yang menyampaikan bahwa Indonesia sebagai negara adikuasa (super power) kebudayaan. Kita terus menggali kekayaan budaya indonesia, melestarikan, dan mengembangkannya demi terwujudnya indonesia yang benar-benar adikuasa di bidang kebudayaan. itulah sebabnya, Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017 perihal Pemajuan Kebudayaan mengamanatkan bahwa pemajuan kebudayaan memerlukan langkah strategis berupa upaya-upaya pelindungan, pengembangan, pemanfaatan, dan training guna mewujudkan masyarakat mdonesia yang berdaulat secara politik, mandiri secara ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan.
Cita-cita pendidikan dan kebudayaan nasional hanya bisa terwujud jikalau kita bekerja keras dan berdaya jelajah luas. Hanya dengan cara itu, kerja pendidikan dan kebudayaan sanggup menjangkau seluruh wilayah Indonesia.
Insan pendidikan dan kebudayaan yang mulia,
Apresiasi publik terhadap keberhasilan pemerintah yang gencar membangun infrastruktur harus disertai dengan pembangunan sumber daya insan secara lebih sungguh-sungguh dan terencana. Sebagaimana kita ketahui, dalam tiga tahun terakhir pemerintah telah membangun dan memperkuat infrastrukter di hampir semua penjuru tanah air. Walaupun belum sepenuhnya selesai, keuntungannya sudah sanggup dinikmati, di antaranya semakin memperrnudah kerja pendidikan dalam memperluas akses, walaupun pada ketika yang sama memaksa kerja pendidikan harus sigap merespons secara positif terhadap perubahan tata nilai, sebagai dampak dari perkembangan infrastruktur tersebut. Pendidiikan juga harus menyiapkan tenaga technocraft, tenaga terampil dan kreatif, yang mempunyai daya penyesuaian tinggi terhadap perubahan dunia kerja yang kian cepat dan mempunyai kemampuan berpresisi tinggi untuk mengisi teknostruktur sesuai denga kebutuhan.
Pemerintah telah bekerja tak kenal lelah, serta membangun dan memperkuat inftrastruktur yang sanggup menjadi sabuk pengikat pendidikan dan kebudayaan dalam ikatan keindonesiaan, di antaranya betapa pesat perkembangan sarana-prasarana transportasi yang telah dirasakan keuntungannya secara luas oleh masyarakat. Jalan-jalan gres yang layak dan memadai telah bisa membuka saluran wilayah Indonesia yang terpencil, tertinggal, dan terdepan sehingga terbebas dari isolasi dan saling terhubung. Demikian juga bendungan-bendungan gres yang dibangun dengan cepat sanggup mengairi tanah pertanian dan menjadi sumber pembangkit listrik yang menjadikan desa-desa dan wilayah-wilayah lainnya hidup dengan penuh acara pendidikan dan kebudayaan.
Meskipun terbatas, sesuai skala prioritas, bangunan-bangunan gres sekolah juga didirikan di wilayah pedalaman dan perbatasan. Tak heran jikalau akhimya bawah umur di pedalaman mulai mencicipi nikmat berguru di sekolah yang memadai dan menyenangkan. Begitu pula saudara-saudara kita di perbatasan kini bisa dengan tegap memperlihatkan tapal batas negara yang tidak hanya ditandai patok beton, besi, atau kayu ala kadamya, tetapi bangunan indah dan memadai yang menjadikan mereka lebih bangga. Meskipun demikian, harus diakui dengan jujur bahwa hamparan yang luas luar biasa dari wilayah Indonesia mengakibatkan belum semua wilayah tersentuh pembangunan insfrastruktur yang bisa menjadi sabuk pendidikan dan kebudayaan dalam ikatan keindonesiaan. Oleh lantaran itu, pada tahun-tahun mendatang pemerintah akan menawarkan prioritas pembangunan infrastruktur pada kawasan terdepan, terluar, dan tertinggal (3T) semoga wilayah-wilayah tersebut terintegrasi dan terkoneksi ke dalam layanan pendidikan dan kebudayaan.
Para insan pendidikan dan kebudayaan yang tengah berbahagia,
Bersamaan dengan pembangunan infrastuktur pendidikan dan kebudayaan, dilakukan juga penguatan sumber daya insan (SDM) semoga menjadi modal yang andal dan siap menghadapi perubahan zaman yang melaju kencang, kompleks, tak terduga, dan multiarah. Oleh lantaran itu, mulai tahun ini Presiden Joko Widodo dan Wapres Jusuf Kalla mencanangkan prioritas pembangman pada penguatan SDM. Di sinilah kiprah dan tanuung jawab pendidikan dan kebudayaan akan semakin besar.
Dalam penguatan SDM tersebut terbentang tantangan internal dan eksternal sekaligus. Tantangan internal tampak pada tanda-tanda tergerusnya ketajaman nalar budi dan kekukuhan mentalitas kita. Misalnya, belakangan ini kita melihat melemahnya mentalitas bawah umur kita akhir terpapar dan terdampak oleh maraknya simpul gosip dari media sosial. Untuk menjawab tantangan ini, semenjak awal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah meneguhkan pentingnya penguatan pendidikan abjad dan literasi, selain ikhtiar mencerdaskan bangsa. Hal itu sejalan dengan revolusi abjad bangsa sebagai cuilan dari pengejawantahan acara Nawacita Presiden dan Wakil Presiden.
Ikhtiar itu makin berpengaruh menyusul ditetapkannya Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2017 perihal Penguatan Pendidikan Karakter (PPK), yang mengamanahkan gerakan pendidikan di bawah tanggung jawab satuan pendidikan untuk memperkuat abjad penerima didik melalui harmonisasi olah hati, olah rasa, olah pikir, dan olah raga dengan pelibatan dan kolaborasi antara satuan pendidikan, keluarga, dan masyarakat sebagai cuilan dari Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM).
Insan pendidikan dan kebudayaan yang mulia,
Kita patut bersyukur lantaran ternyata antusiasme masyarakat terhadap gerakan PPK ini luar biasa. Tak terhitung jumlahnya praktik-praktik baik PPK dibagikan oleh masyarakat secara sukarela. Mereka menyadari bahwa penguatan abjad dan literasi warga negara merupakan cuilan penting yang menjadi ruh dalam kinerja pendidikan dan kebudayaan, yang memerlukan pelibatan semua komponen bangsa sebagaimana Ki Hajar Dewantara menempatkan hal ini dalam tripusat pendidikan, yaitu sekolah, rumah, dan masyarakat. Salah satu bentuk penguatan tripusat pendidikan yaitu pelibatan keluarga dalam mendukung sukses pendidikan anak dan penguatan karakter.
Guru, orang tua, dan masyarakat harus menjadi sumber kekuatan untuk memperbaiki kinerja dunia pendidikan dan kebudayaan dalam menumbuhkembangkan abjad dan literasi bawah umur Indonesia. Tripusat pendidikan itu harus secara simultan menjadi lahan subur tempat persemaian nilai-nilai religius, kejujuran, kerja keras, gotong-royong, dan seterusnya bagi para penerus kedaulatan dan kemajuan bangsa.
Pada ketika yang bersamaan, tantangan eksternal muncul dari perubahan dunia yang sangat cepat dan kompetitif. Hadimya Revolusi industri 4.0 yang bertumpu pada cyber-physical system telah mengubah peri kehidupan kita. Artificial intelligence, intemet of things, 3D printing, robot, dan mesin-mesin cerdas secara besar-besaran menggantikan tenaga kerja manusia. Kecepatan dan ketepatan rnenjadi kunci dalam menghadapi gelombang perubahan tersebut, juga kemampuan kita dalam mengikuti keadaan dan bertindak gesit. Oleh lantaran itu, mau tidak mau dunia pendidikan dan kebudayaan pun harus terus-menerus menyesuaikan dengan dinamika tersebut. Cara usang tak mungkin lagi diterapkan untuk menanggapi tantangan eksternal. Cara-cara yang gres perlu diciptakan dan dimanfaatkan.
Reformasi sekolah, peningkatan kapasitas, dan profesionalisme guru, kurikulum yang hidup dan dinamis, sarana dan prasarana yang andal, serta teknologi pembelajaran yang mutakhir, menjadi keniscayaan pendidikan kita. Oleh lantaran itu, secara tulus ingin saya katakan bahwa tidak bisa tidak, pendidikan harus menjadi urusan semua pihak. Semua pihak harus bergandeng tangan, bahu-rnembahu, bersinergi memikul tanggung jawab bersama dalam menguatkan pendidikan. Kita optimistis bahwa indonesia mempunyai semua hal yang dibutuhkan untuk meniadi bangsa besar dan maju, asal kita bersatu padu mewujudkannya.
Selain jalur pendidikan formal yang telah berhasil mendidik lebih dari 40 iuta anak, pendidikan nonformal telah banyak menawarkan andil dalam mencerdaskan bangsa. Pendidikan harus dilakukan secara seimbang oleh tiga jalur, baik jalur formal, nonformal, maupun informal. Ketiganya diposisikan setara dan saling melengkapi. Masyarakat diberi kebebasan untuk menentukan jalur pendidikan. Oleh lantaran itu, pemerintah menawarkan perhatian besar dalam meningkatkan ketiga jalur pendidikan tersebut.
Para insan pendidikan dan kebudayaan yang senantiasa penuh syukur,
Selamat Hari Pendidikan Nasional. Teruslah tulus dan tulus berkontribusi tak kenal henti bagi perjuangan menguatkan pendidikan Indonesia serta memajukan kebudayaan Indonesia. Semoga kita semua sanggup menyaksikan Indonesia sebagai bangsa adikuasa budaya dengan pendidikan yang kuat.
Wassalamu'alaikum warahmatullaahi wabarakatuh.
- Pedoman Upacara Peringatan Hardiknas 2018
- Pidato Sambutan Menristekdikti pada Upacara Peringatan Hari Pendidikan Nasional 2018
Silakan Download Teks Pidato Mendikbud pada Upacara Peringatan Hari Pendidikan Nasional 2017.
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,
Salam sejahtera dan senang bagi kita semua,
Pada hari yang penuh berkah dan nikmat ini 2 Mei 2017, kita kembali memperingati Hari Pendidikan Nasional atau Hardiknas. Untuk itu, marilah kita bersyukur tiada berhingga kepada Tuhan Yang Maha Esa, lantaran berkat rahmat dan karunia-Nya semata kita sekalian mempunyai kesempatan untuk memperingati Hari Pendidikan Nasional Tahun 2017. Tema Hardiknas kali ini yaitu "Percepat Pendidikan yang Merata dan Berkualitas".
Tema tersebut terkait bersahabat dengan fenomena dunia yang berubah sangat cepat dan menuntut kualitas semakin tinggi. Untuk itu marilah kita resapi dan renungi tema tersebut, kemudian kita wujudkan bersama-sama. Dengan begitu maka seluruh lapisan masyarakat akan sanggup menjangkau layanan pendidikan yang berkualitas. Dengan pendidikan berkualitas yang merata, dalam makna sanggup dikenyam oleh seluruh warga bangsa, maka ikhtiar kita mencerdaskan kehidupan bangsa, sebagaimana diamanatkan oleh Undang-Undang Dasar 1945, sanggup terwujud.
Selanjutnya, atas nama pemerintah, izinkan saya memberikan penghargaan dan penghormatan setinggi-tingginya kepada seluruh insan pendidikan di tanah air. Mereka yaitu yang telah mengabdi dan berkorban demi kemajuan pendidikan. Pengabdian dan pengorbanan yang sudah Bapak dan Ibu berikan, sejauh ini telah membuahkan hasil yang menggembirakan. Sekalipun di sana-sini masih banyak dilema dan menjadikan ketidakpuasan. Semoga keberhasilan tersebut semakin memacu semangat dan perjuangan keras kita. Sedang adanya dilema yang belum terselesaikan dan ketidakpuasan yang ada, justru semakin melipat-gandakan energi, kehendak, dan ikhtiar kita untuk menemukan terobosan-terobosan baru.
Ibu, Bapak, dan Saudara sekalian yang mulia
Pada setiap ketika memperingati Hardiknas kita tak pernah lupa dengan sosok Ki Hadjar Dewantara. Mengapa? Karena peringatan Hari Pendidikan Nasional didasarkan atas hari kelahirannya. Beliau dilahirkan tanggal 2 Mei 1889. Beliau sudah disepakati sebagai Bapak Pendidikan Nasional. Dengan tanpa bermaksud mengecilkan kiprah para tokoh pendidikan yang lain, kiprah Ki Hadjar Dewantara pada awal perintisan pendidikan nasional memang sangat besar. Baik berupa gagasan, pemikiran, maupun terawang masa depan. Oleh lantaran itulah gagasan dan pemikiran dia tetap relevan dan menjadi pola bagi pembangunan pendidikan nasional kita.
Beberapa di antara pandangan pemikiran Ki Hadjar Dewantara adalah: (1) "Panca Dharma" yaitu bahwa pendidikan perlu beralaskan lima dasar yaitu kemerdekaan, kodrat alam, kebudayaan, kebangsaan, dan kemanusiaan. (2) "Kon-3" yaitu bahwa penyelenggaraan pendidikan harus menurut asas kontinuitas, konvergensi, dan konsentris, dalam arti proses pendidikan perlu berkelanjutan, terpadu, dan berakar di bumi tempat dilangsungkannya proses pendidikan. (3) "Tri-pusat Pendidikan" bahwa pendidikan hendaklah bedangsung di tiga lingkungan, yang kita kenal dengan nama tripusat, yartu lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat yang saling berafiliasi simbiotis dan tidak sanggup dipisahkan satu sama lain.
Dalam hal kepemimpinan pendidikan Ki Hadjar Dewantara mengajukan konsep "Laku Telu" atau tiga kiprah yang dirumuskan dalam frasa Bahasa Jawa: "Ing ngarso sung tuladha, ing madya mangun karso, tut wuri handayani" yang artinya apabila di depan memberi teladan, apabila di tengah memberi wangsit (inspirasi) dan apabila di belakang memberi dorongan. Ketiga kiprah tersebut harus dilaksanakan secara seksama baik bergantian maupun serempak dalam tampilan sosok pemimpin pendidikan yang utuh. Di sinilah kita diingatkan untuk tidak memenggal dan menerapkan sepenggal-sepenggal tiga laris kepemimpinan dalam praksis pendidikan Ki Hadjar Dewantara.
Agaknya konsep "Laku Telu" ini perlu dihayati kembali oleh para pedidik, pada ketika mana dunia pendidikan mengalami krisis keteladanan dan praktek pendidikan tidak lagi menginspirasi. Sementara dorongan dari arah belakang dari kepemimpinan pendidikan tidak disertai pemberian arah dan haluan untuk penerima didiknya.
Ibu, Bapak, Saudara sekalian,
Gagasan pemikiran dan prinsip-prinsip pendidikan Ki Hadjar Dewantara tersebut di atas yaitu menjadi dasar pola visi Presiden RI, Joko Widodo di bidang pendidikan. Dalam visi Presiden, masa depan Indonesia yaitu sangat ditentukan oleh generasi penerima didik masa kini yang mempunyai abjad atau budi pekerti yang kuat, serta menguasai banyak sekali bidang ketrampilan hidup, vokasi dan profesi masa 21
Dalam rangka mewujudkan visi tersebut. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bersiap melaksanakan reformasi pendidikan nasional baik pada tataran konseptual maupun manajerial. Dalam tataran konseptual, kini sedang diupayakan semoga abjad kembali menjadi fundasi dan ruh pendidikan nasional. Untuk itu pembentukan abjad harus dimulai dan menjadi prioritas pada jenjang pendidikan dasar (Basic Education). Kemudian untuk jenjang pendidikan lebih lanjut harus aman bagi penerima didik untuk mengaktualisasikan potensi dirinya semaksimal mungkin. Memungkinkan penerima didik membekali dirinya dengan keterampilan dan keahlian yang berdaya kompetisi tinggi, yang dibutuhkan dunia masa 21. Hanya dengan abjad yang berpengaruh dan kemampuan berdaya saing tinggi lah penerima didik masa kini akan sanggup membawa bangsa Indonesia berdiri dengan tegak di antara bangsa-bangsa maju yang lain di masa yang akan datang.
Untuk tujuan itu, kini tengah diupayakan penyelarasan, penyatuan, dan pembauran bidang kebudayaan dengan pendidikan. Begitu juga dalam pemanfaatan sumber-sumber berguru yang ada di kelas, di lingkungan sekolah dan yang ada di luar sekolah. Sehingga proses pembelajaran tidak terkotak-kotak, tersekat-sekat, tertutup, dan sumpeg, melainkan terbuka, luwes dan leluasa.
Lebih jauh, reformasi juga akan diakukan dalam hal waktu berguru di satuan pendidikan, pengorganisasian pelajaran dan kegiatan belajar, kiprah tanggung jawab dan kiprah guru dan tenaga kependidikan. Termasuk reformasi kiprah dan kiprah kepala sekolah sebagai manajer sekolah, komite sekolah dan juga pengawas sekolah. Reformasi pendidikan pada tataran aksi. ditandai dengan Gerakan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) dan Gerakan Literasi Nasional (GLN)
Demikian pula revitalisasi Sekolah Menengah kejuruan kini sedang dilaksanakan, dan perbaikan sistem distribusi Kartu Indonesia Pintar terus dilakukan. Gerakan PPK dan GLN diperlukan menjadi pintu masuk dan kunci utama bergeraknya reformasi berbagar sektor pendidikan dan kebudayaan baik di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan maupun di lingkungan pemerintah kawasan dan satuan pendidikan, bahkan lingkungan masyarakat. Berbagai acara dan kegiatan serta sumber daya baik finansial maupun nonfinansial di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta dinas pendidikan di banyak sekali kawasan hendaklah difokuskan untuk mendukung gerakan reformasi pendidikan tersebut. Reformasi pendidikan untuk menjawab permasalahan bangsa Indonesia ini senantiasa ditekankan oleh Presiden Republik Indenesia sehingga kita semua yang berbakti dan berkhidmat di dunia pendidikan perlu bersinergi mendukung terlaksananya reformasi pendidikan nasional dimaksud.
lbu, Bapak, Saudara, dan hadirin yang mulia,
Reformasi pendidikan nasional tersebut merupakan proses jangka panjang, bukan sesaat dan jangka pendek, sehingga perlu dilaksanakan secara sistemis, prosedural, dan sedikit demi sedikit di samping perlu proteksi dan partisipasi konstruktif semuajajaran pelaksana pendidikan, pemangku kepentingan pendidikan, bahkan warga bangsa Indonesia. Tak heran, hasil reformasi pendidikan nasional tersebut, yang semoga berbuah manis dan melegakan bagi seluruh warga bangsa Indonesia, mungkin memang tidak kita nikmat sekarang, tetapi pasti anak cucu kita yang bakal menikmatinya, dalam arti anak cucu kita di seluruh Indonesia bisa mengenyam pendidikan pendidikan berkualitas pada satu sisi dan pada sisi lain bangsa Indonesia mencapai kemajuan dan keunggulan di antara bangsa-bangsa lain.
Dengan demikian, keberadaan bangsa Indonesia di tengah bangsa lain menjadi lebih bermartabat, berdaulat, dan bermaslahat. Untuk itu, dalam reformasi pendidikan nasional ini, kerja keras yang kontruktif, penuh keikhlasan dan pengorbanan, serta dedikasi tulus seluruh insan pendidikan di seluruh Indonesia amat diharapkan. Marilah kita gotong royong menggerakkan reformasi pendidikan nasional demi kemajuan dan keunggulan pendidikan nasional kita pada satu sisi dan pada sisi lain demi kelangsungan dan kelanggengan bangsa Indonesia di tengah kancah bangsa-bangsa lain.
Pada Hari Pendidikan Nasional 2017 sekarang, mari kita singsingkan lengan baju untuk menggerakkan reformasi pendidikan nasional demi anak cucu kita. Semoga Tuhan seru sekalian alam meridhai dan menguatkan tekad dan langkah kita.
Akhirnya, mari kita "Cancut Taliwondo" demi segera terwujud pendidikan berkualitas yang merata di seluruh Indonesia.
Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Demikian Naskah/Teks Pidato Sambutan Mendikbud pada Upacara Peringatan Hardiknas 2018. Semoga bermanfaat. Berbagai Sumber