4 Tahap Perkembangan Kognitif Anak Berdasarkan Jean Piaget - foldersoal.com
Thursday 10 September 2015
Edit
Teori Perkembangan Kognitif Anak Menurut Piaget_Memahami tahap perkembangan berpikir anak pastinya sangat penting bagi para orangtua dalam upaya mendidik dan membesarkan anaknya dengan contoh asuh yang tepat. Dengan memahami tahap perkembangan anak, baik orang bau tanah maupun para pendidik akan mampu melatih kemampuan kognitif maupun motorik anak dengan cara yang tepat.
Tahap Perkembangan Anak Menurut Piaget
Jean Piaget/J. Piaget/Piaget ialah salah satu tokoh psikologi kognitif yang cukup ternama. Latar belakang Jean Piaget ialah pakar biology dari Swiss yang hidup pada tahun 1897 hingga tahun 1980 (Harre dan Lamb, 1988).
Menurut teorinya, terdapat 4 tahap perkembangan anak berdasarkan usia dan kemampuan kognitif maupun motoriknya.
Teori-teorinya dikembangkan dari hasil pengamatan terhadap tiga orang anak kandungnya sendiri, kebanyakan berdasarkan hasil pengamatan pembicaraannya dengan anak atau antar belum dewasa sendiri.
Jean Piaget lebih memfokuskan kajiannya dalam aspek perkembangan kognitif anak dan mengelompokkannya dalam empat fase, yaitu:
1. Tahap Sensori Motor /Sensorimotorik(Usia 0-2 tahun)
Tahap ini juga disebut masa discriminating dan labeling. Pada masa ini kemampuan anak terbatas pada gerak-gerak reflex, bahasa awal, dan ruang waktu kini saja.
Menurut Piaget bahwa pada tahap ini menunjukkan bagaimana perkembangan panca indra sangat kuat terhadap diri anak. Ditandai dengan munculnya keinginan-keinginan untuk memegang dan menyentuh apapun alasannya ialah dorongan harapan untuk mengetahi bagaimana rekasi atas perbuatannya tersebut, dalam usia ini anak memiliki senjata terbesar yakni menangis.
Piaget menjelaskan bahwa proses penyampaian isu atau cerita pada anak usia ini hendaknya tidak sekedar dengan gambar sebagai alat peraga namun harus memakai sesuatu yang bergerak. Misalnya: bercerita dengan media panggung boneka.
Piaget menungkapkan adanya 6 sub tahapan yang bisa menandai perkembangan pemahaman dan kemampuan spatial anak yaitu:
a. Sub-Tahapan Skema Refleks
Tahapan ini muncul ketika anak lahir hingga usia enam ahad secara refleks.
b. Sub-Tahapan Fase Reaksi Sirkular Primer
Tahapan ini berawal dari usia anak enam ahad hingga empat bulan dan dekat kaitannya dengan timbulnya kebiasaan-kebiasaan.
c. Sub-Tahapan Fase Reaksi Sirkular Sekunder
Tahap ini muncul ketika usia anak empat hingga sembilan bulan dan dekat kaitannya dengan koordinasi antara pemaknaan dan penglihatan.
d. Sub-Tahapan Koordinasi Reaksi Sirkular Sekunder
Tahapan ini muncul saat usia anak sembilan hingga dua belas bulan. Pada tahap ini perkembangan anak ditandai dengan kemampuan dalam melihat objek hingga terlihat sebagai sesuatu yang permanen meskipun tampak berbeda bila dilihat dari sudut pandang yang berbeda (objek permanen).
e. Sub-Tahapan Fase Reaksi Sirkular Tersier
Tahap ini terlihat terperinci ketika anak berusia usia dua belas hingga delapan belas bulan dan dekat kaitannya terutama dalam proses inovasi cara-cara gres guna mencapai tujuan.
f. Sub-Tahapan Awal Representasi Simbolik
Tahap ini berkaitan dekat dengan tahapan mula-mula munculnya kreatifitas anak.
2. Tahap Pra-Operasional (usia 2-7 tahun)
Pada tahap praoperasional, atau prakonseptual, atau disebut juga dengan masa intuitif, anak mulai menyebarkan kemampuan mendapatkan stimulus secara terbatas. Kemampuan bahasa mulai berkembang, pemikiran masih statis, belum sanggup berfikir abstrak, dan kemampuan persepsi waktu dan ruang masih terbatas.
Usia ini ditandai dengan anak yang menjadi ‘egosentris’ dimana ia tidak sanggup melihat apapun dari sudut pandang orang lain. Piaget menjelaskan bahwa pada tahap ini anak juga cenderung bahagia memalsukan orang-orang yang berada di sekitarnya. Walaupun pada usia 6-7 tahun belum dewasa sudah mulai memahami wacana motivasi namun mereka belum memahami bagaimana cara berpikir yang sistematis. Dalam proses penyampaian cerita/berita pada anak di tahap pra-operasional juga hendaknya memakai alat peraga.
3. Tahap Operasional Kongkrit (Usia 7-11 tahun)
Tahap ini juga disebut masa performing operation. Pada masa ini, anak sudah bisa menuntaskan tugas-tugas menggabungkan, memisahkan, menyusun, menderetkan, melipat, dan membagi.
Piaget juga beropini bahwa pada tahap ini anak mulai bisa meninggalkan ‘egisentris’-nya dan mulai bermain secara berkelompok dan bahagia bekerjasama. Anak juga sudah memahami wacana motivasi dan bisa berpikir secara sistematis. Proses-proses penting terkait tahapan ini ialah:
a. Pengurutan
Proses ini ditandai dengan kemampuan anak dalam melaksanakan pengurutan objek berdasarkab bentuk, ukuran atau ciri lainnya. Misalnya: bila diberi benda dengan ukuran yang berbeda, mereka mampu mengurutkan benda-benda tersebut dari yang paling kecil ke yang paling besar mapun sebaliknya.
b. Klasifikasi
Klasifikasi merupakan kemampuan anak untuk melaksanakan identifikasi dan sumbangan nama serangkaian benda berdasarkan ukuran, tampilan atau karakteristik lainnya.
c. Decentering
Pada proses ini anak mulai bisa melaksanakan pertimbangan beberapa aspek wacana suatu permasalahan semoga bisa dipecahkan. Misalnya: anak tidak akan lagi mempunyai anggapan bahwa cangkir lebar namun pendek lebih sedikit isinya apabila dibandingkan dengan cangkir kecil yang tinggi.
d. Reversibility
Dalam proses ini anak mulai mengerti dan memahami bahwa jumlah benda sanggup diubah kemudian kembali ke kondisi awalnya. Misalnya: anak dengan cepat bisa memilih 5+5 sama dengan 10, 7-4 sama dengan 3.
e. Konservasi
Pada proses ini anak mulai memahami bahwa panjang, kuantitas maupun jumlah benda-benda tidak berkaitan dengan tampilan atau pengaturan dari benda-benda atau objek tersebut. Misalnya: jika anak diberi cangkir dengan ukuran dan isi yang sama banyaknya mereka akan mengetahui jika air dituangkan ke dalam gelas dengan ukuran berbeda maka air di gelas tersebut akan tetap sama banyaknya dengan isi pada cangkir-cangkir lain.
4. Tahap Operasional Formal (Usia 11 - 15 Tahun)
Tahap ini juga disebut masa proportional thinking. Pada masa ini, anak sudah bisa berpikir tingkat tinggi, menyerupai berpikir secara deduktif, induktif, menganalisis, mensintesis, bisa berpikir secara abnormal dan secara reflektif, serta bisa memecahkan banyak sekali masalah
Pada tahap ini juga, anak masuk usia pra-remaja. Menurut Piaget masa pra-remaja ialah tahap dimana proses pengajaran pada anak menjadi lebih gampang alasannya ialah mereka sudah memahami akan konsep dan sanggup berpikir konkrit maupun abstrak. Namun, kesulitan yang dialami para pendidik ialah bagaimana mendampingi belum dewasa di masa cukup umur yang sarat dengan banyak pergumulan.
Demikian tentang 4 Fase Perkembangan Kognitif/Kecerdasan Anak Menurut Jean Piaget. Semoga bermanfaat. Berbagai Sumber
Jean Piaget/J. Piaget/Piaget ialah salah satu tokoh psikologi kognitif yang cukup ternama. Latar belakang Jean Piaget ialah pakar biology dari Swiss yang hidup pada tahun 1897 hingga tahun 1980 (Harre dan Lamb, 1988).
Menurut teorinya, terdapat 4 tahap perkembangan anak berdasarkan usia dan kemampuan kognitif maupun motoriknya.
Teori-teorinya dikembangkan dari hasil pengamatan terhadap tiga orang anak kandungnya sendiri, kebanyakan berdasarkan hasil pengamatan pembicaraannya dengan anak atau antar belum dewasa sendiri.
1. Tahap Sensori Motor /Sensorimotorik(Usia 0-2 tahun)
Tahap ini juga disebut masa discriminating dan labeling. Pada masa ini kemampuan anak terbatas pada gerak-gerak reflex, bahasa awal, dan ruang waktu kini saja.
Piaget menjelaskan bahwa proses penyampaian isu atau cerita pada anak usia ini hendaknya tidak sekedar dengan gambar sebagai alat peraga namun harus memakai sesuatu yang bergerak. Misalnya: bercerita dengan media panggung boneka.
Piaget menungkapkan adanya 6 sub tahapan yang bisa menandai perkembangan pemahaman dan kemampuan spatial anak yaitu:
a. Sub-Tahapan Skema Refleks
Tahapan ini muncul ketika anak lahir hingga usia enam ahad secara refleks.
b. Sub-Tahapan Fase Reaksi Sirkular Primer
Tahapan ini berawal dari usia anak enam ahad hingga empat bulan dan dekat kaitannya dengan timbulnya kebiasaan-kebiasaan.
c. Sub-Tahapan Fase Reaksi Sirkular Sekunder
Tahap ini muncul ketika usia anak empat hingga sembilan bulan dan dekat kaitannya dengan koordinasi antara pemaknaan dan penglihatan.
d. Sub-Tahapan Koordinasi Reaksi Sirkular Sekunder
Tahapan ini muncul saat usia anak sembilan hingga dua belas bulan. Pada tahap ini perkembangan anak ditandai dengan kemampuan dalam melihat objek hingga terlihat sebagai sesuatu yang permanen meskipun tampak berbeda bila dilihat dari sudut pandang yang berbeda (objek permanen).
e. Sub-Tahapan Fase Reaksi Sirkular Tersier
Tahap ini terlihat terperinci ketika anak berusia usia dua belas hingga delapan belas bulan dan dekat kaitannya terutama dalam proses inovasi cara-cara gres guna mencapai tujuan.
f. Sub-Tahapan Awal Representasi Simbolik
Tahap ini berkaitan dekat dengan tahapan mula-mula munculnya kreatifitas anak.
2. Tahap Pra-Operasional (usia 2-7 tahun)
Pada tahap praoperasional, atau prakonseptual, atau disebut juga dengan masa intuitif, anak mulai menyebarkan kemampuan mendapatkan stimulus secara terbatas. Kemampuan bahasa mulai berkembang, pemikiran masih statis, belum sanggup berfikir abstrak, dan kemampuan persepsi waktu dan ruang masih terbatas.
Usia ini ditandai dengan anak yang menjadi ‘egosentris’ dimana ia tidak sanggup melihat apapun dari sudut pandang orang lain. Piaget menjelaskan bahwa pada tahap ini anak juga cenderung bahagia memalsukan orang-orang yang berada di sekitarnya. Walaupun pada usia 6-7 tahun belum dewasa sudah mulai memahami wacana motivasi namun mereka belum memahami bagaimana cara berpikir yang sistematis. Dalam proses penyampaian cerita/berita pada anak di tahap pra-operasional juga hendaknya memakai alat peraga.
3. Tahap Operasional Kongkrit (Usia 7-11 tahun)
Tahap ini juga disebut masa performing operation. Pada masa ini, anak sudah bisa menuntaskan tugas-tugas menggabungkan, memisahkan, menyusun, menderetkan, melipat, dan membagi.
Piaget juga beropini bahwa pada tahap ini anak mulai bisa meninggalkan ‘egisentris’-nya dan mulai bermain secara berkelompok dan bahagia bekerjasama. Anak juga sudah memahami wacana motivasi dan bisa berpikir secara sistematis. Proses-proses penting terkait tahapan ini ialah:
a. Pengurutan
Proses ini ditandai dengan kemampuan anak dalam melaksanakan pengurutan objek berdasarkab bentuk, ukuran atau ciri lainnya. Misalnya: bila diberi benda dengan ukuran yang berbeda, mereka mampu mengurutkan benda-benda tersebut dari yang paling kecil ke yang paling besar mapun sebaliknya.
b. Klasifikasi
Klasifikasi merupakan kemampuan anak untuk melaksanakan identifikasi dan sumbangan nama serangkaian benda berdasarkan ukuran, tampilan atau karakteristik lainnya.
c. Decentering
Pada proses ini anak mulai bisa melaksanakan pertimbangan beberapa aspek wacana suatu permasalahan semoga bisa dipecahkan. Misalnya: anak tidak akan lagi mempunyai anggapan bahwa cangkir lebar namun pendek lebih sedikit isinya apabila dibandingkan dengan cangkir kecil yang tinggi.
d. Reversibility
Dalam proses ini anak mulai mengerti dan memahami bahwa jumlah benda sanggup diubah kemudian kembali ke kondisi awalnya. Misalnya: anak dengan cepat bisa memilih 5+5 sama dengan 10, 7-4 sama dengan 3.
e. Konservasi
Pada proses ini anak mulai memahami bahwa panjang, kuantitas maupun jumlah benda-benda tidak berkaitan dengan tampilan atau pengaturan dari benda-benda atau objek tersebut. Misalnya: jika anak diberi cangkir dengan ukuran dan isi yang sama banyaknya mereka akan mengetahui jika air dituangkan ke dalam gelas dengan ukuran berbeda maka air di gelas tersebut akan tetap sama banyaknya dengan isi pada cangkir-cangkir lain.
4. Tahap Operasional Formal (Usia 11 - 15 Tahun)
Tahap ini juga disebut masa proportional thinking. Pada masa ini, anak sudah bisa berpikir tingkat tinggi, menyerupai berpikir secara deduktif, induktif, menganalisis, mensintesis, bisa berpikir secara abnormal dan secara reflektif, serta bisa memecahkan banyak sekali masalah
Pada tahap ini juga, anak masuk usia pra-remaja. Menurut Piaget masa pra-remaja ialah tahap dimana proses pengajaran pada anak menjadi lebih gampang alasannya ialah mereka sudah memahami akan konsep dan sanggup berpikir konkrit maupun abstrak. Namun, kesulitan yang dialami para pendidik ialah bagaimana mendampingi belum dewasa di masa cukup umur yang sarat dengan banyak pergumulan.
Demikian tentang 4 Fase Perkembangan Kognitif/Kecerdasan Anak Menurut Jean Piaget. Semoga bermanfaat. Berbagai Sumber