Pribadi Yang Sehat Dan Menyenangkan
Saturday, 27 January 2018
Edit
Masalah sanggup sama tetapi perilaku dan jawaban orang terhadap kasus sanggup berbeda...akibatnya pengaruhnya pada diri orang juga berbeda. Ada yang menyenangkan (membawa manfaat positif untuk pengembangan langsung maupun orang lain) dan ada yang tidak menyenangkan (merugikan diri dan orang lain)
Sikap Positif
Seorang psikolog berjulukan Kobassa menemukan 3 perilaku positif yang sangat mendukung kesehatan pribadi, yaitu:
1. Kontrol, yaitu orang yang mempunyai kepercayaan bahwa dirinya sanggup menjadi penentu nasibnya sendiri. Cara pandang ini menyehatkan alasannya yaitu orang tidak gampang menyalahkan orang lain, situasi atau Tuhan untuk kegagalan atau masalah-masalah yang dialami. Untuk setiap insiden baik itu yang menyenangkan ataupun yang menyusahkan orang dengan kepercayaan kontrol yang tinggi ini cenderung akan melaksanakan refleksi atau introspeksi diri. Dengan refleksi, orang sanggup berguru dari pengalaman-pengalaman hidupnya sehingga pengertiannya akan terus bertambah untuk menghadapi masalah-masalah kehidupan.
2. Komitmen, yaitu perasaan bertujuan dan keterlibatan dengan kegiatan-kegiatan, maupun hubungan-hubungan dengan orang-orang lain. Dengan janji ini, orang-orang tidak cepat mengalah dengan banyaknya tekanan hidup, alasannya yaitu ia sanggup meminta derma pada orang-orang lain di dikala mengalami banyak tekanan. Orang dengan janji yang rendah seringkali memandang keterlibatan dalam aktivitas dan korelasi dengan orang lain hanya akan menjeratnya pada kewajiban-kewajiban yang melelahkan. Akibatnya, ia tidak mempunyai sumber-sumber derma sosial yang sanggup membantunya bertahan ketika menghadapi tekanan hidup.
3. Tantangan, yaitu : Cara memandang kesulitan sebagai sesuatu yang sanggup berbagi diri bukan mengancam rasa kondusif diri. Orang demikian yaitu orang yang mau mengerahkan segenap sumber dayanya untuk menghadapi problem bukan menghindarinya, alasannya yaitu ia tahu keuntungannya untuk pengembangan kemampuan atau ketrampilan diri. Sebaliknya orang yang memandang problem hidup sebagai sesuatu yang mengancam rasa amannya, cenderung akan menghindarinya sehingga ia kehilangan kesempatan untuk lebih meningkatkan diri. Kalaupun orang ini terpaksa menghadapinya biasanya ia akan menghadapi dengan bersungut-sungut risikonya malah tambah tertekan dan sanggup memunculkan persoalan-persoalan gres dalam relasinya dengan orang lain.
Psikolog lain Victor Frankl menemukan bahwa ternyata sikap penerimaan dan syukur membuat orang lebih bisa menghadapi penderitaan. Penerimaan berarti mendapatkan penderitaan atau kesusahan sebagai suatu lakon kehidupan orang. Hidup mempunyai dua sisi, ada susah ada senang, ada baik dan ada buruk. Bersikap jantan dan adil dalam menghadapi hidup menjadi senjata dan kekuatan semoga sanggup berbesar hati mendapatkan kesusahan. Dalam kepedihan hati, mencari hal – hal baik yang masih sanggup disyukuri juga akan membantu proses penerimaan terhadap penderitaan atau kesusahan. Tetapi perlu diingat, mendapatkan tidak berarti mengalah secara pasif, mendapatkan mengarah pada perilaku hati untuk berserah diri.
Jadi, langsung sehat bukanlah langsung yang bebas dari masalah, langsung sehat tidak juga berarti senang terus-menerus. Pribadi yang sehat yaitu langsung yang bisa menghadapi setiap problem hidup dengan “tersenyum” alasannya yaitu ia mempunyai perilaku positif terhadap setiap problem untuk pengembangan pribadi, membuatnya lebih mau terbuka pada setiap pengalaman cantik ataupun getir, mendapatkan dan mensyukurinya.
Pribadi sehat yaitu langsung yang menyenangkan. Sikap tidak gampang menyalahkan orang lain, kemauan untuk berkomitmen, penerimaan dan rasa syukur menciptakan langsung sehat lebih bisa menghargai orang lain dan menjadikannya langsung yang menyenangkan. Lalu menjadi langsung yang menyenangkan, perlukah? Tentu saja perlu! Karena orang butuh kehadiran orang lain. Orang tak sanggup hidup sendiri dan melaksanakan segalanya sendiri. Ketika seseorang menjadi langsung yang menyenangkan, ia tidak hanya membahagiakan orang lain, tetapi ia juga membahagiakan dirinya sendiri.
Hubungan yang baik dan menyenangkan tentu juga akan mengarah pada kesuksesan dalam hidup (dalam sekolah, pekerjaan, pernikahan, keluarga, ataupun dalam masyarakat). Mari berguru menjadi langsung yang sehat. Ketika kasus datang, kita boleh bersedih dan merasa kecewa, tetapi kita juga harus memutuskan apakah akan mengalah dan hidup dalam penderitaan selamanya? Atau berguru menerima, memutuskan untuk bangun dan mengubah hidup menjadi lebih baik? Kita sendiri yang memutuskan... !
sumber: taman dewi
Berbagai Sumber