Download Naskah Pidato Sambutan Menteri Pppa Yohana Yembise Pada Upacara Bendera Peringatan Hari Ibu Ke-89 Tahun 2017 - foldersoal.com
Wednesday, 30 September 2015
Edit
Naskah Teks Pidato Sambutan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) pada Upacara Bendera Peringatan Hari Ibu ke-89 Tahun 2017_Di bawah initeks pidato sambutan Menteri PPPA pada Upacara Bendera Merah Putih dalam rangka memperingati Hari Ibu ke-89 tanggal 22 Desember 2017. Bagi Bapak/Ibu yang akan menjadi Pembina Upacara PHI 2017, bisa membacakan teks Sambutan Resmi Menteri PPPA pada program amanat Pembina Upacara Peringatan Hari Ibu yang kedelapan puluh sembilan tahun 2017. Adapun naskah pidatonya, bisa Bapak/Ibu unduh melalui link di bawah ini.
Adapun isi sambutannya menyerupai di bawah ini:
Sambutan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak pada Upacara bendera Peringatan Hari Ibu (PHI) ke-89 Tahun 2017 (22 Desember 2017)
Assalamu’alaikum Wr. Wb.,
Selamat pagi dan salam sejahtera.
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmat dan karunia-Nya, pada pagi hari ini kita sanggup hadir Bersama untuk mengikuti Upacara Bendera sebagai rangkaian terakhir dalam penyelenggaraan Peringatan Hari Ibu (PHI) ke-89 Tahun 2017, dalam keadaan sehat wal’afiat. Seperti tahun-tahun sebelumnya, PHI ke-89 Tahun 2017 ini diselenggarakan setiap tanggal 22 Desember.
Peserta upacara yang saya hormati,
Peringatan Hari Ibu setiap tahunnya diselenggarakan untuk mengenang dan menghargai usaha kaum wanita Indonesia, yang telah berjuang bahu-membahu kaum pria dalam merebut kemerdekaan dan berjuang untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
Tekad dan usaha kaum wanita untuk mewujudkan kemerdekaan dilandasi oleh keinginan dan semangat persatuan kesatuan menuju kemerdekaan Indonesia yang aman, tentram, damai, adil dan makmur sebagaimana dideklarasikan pertama kali dalam Kongres Perempuan Indonesia pada tanggal 22 Desember 1928 di Yogyakarta.
Peristiwa ini sekaligus sebagai tonggak sejarah bagi bangsa Indonesia dan diperingati setiap tahunnya, baik di dalam dan luar negeri. Komitmen pemerintah juga dibuktikan dengan diterbitkannya Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 316 Tahun 1959, yang menetapkan bahwa tanggal 22 Desember sebagai Hari Ibu sekaligus Hari Nasional bukan hari libur.
Peringatan Hari Ibu juga menawarkan bahwa usaha kaum wanita Indonesia, telah menempuh proses yang sangat panjang dalam mewujudkan persamaan tugas dan kedudukannya dengan kaum laki-laki, mengingat keduanya merupakan sumber daya insan dan potensi yang turut memilih keberhasilan pembangunan.
Momentum Hari Ibu juga dijadikan sebagai refleksi dan renungan bagi kita semua, wacana banyak sekali upaya yang telah dilakukan dalam rangka memajukan pergerakan wanita di semua bidang pembangunan.
Perjalanan panjang selama 89 tahun, telah mengantarkan banyak sekali keberhasilan bagi kaum wanita dan kaum pria dalam menghadapi banyak sekali tantangan global dan multidimensi, khususnya usaha untuk mewujudkan kesetaraan gender di Indonesia.
Arti penting lainnya dari PHI ialah upaya untuk mewariskan nilai-nilai luhur dan semangat usaha yang terkandung dalam sejarah usaha kaum wanita kepada seluruh masyarakat Indonesi, terutama generasi penerus bangsa semoga mempertebal tekad dan semangat untuk bahu-membahu melanjutkan dan mengisi pembangunan, dengan dilandasi semangat persatuan dan kesatuan.
Peserta upacara yang saya hormati,
Perempuan dan pria mempunyai tugas dan kedudukan yang setara di dalam mencapai tujuan negara serta di dalam memperjuangkan kesejahteraan di semua bidang pembangunan menyerupai bidang pendidikan, ekonomi, sosial, politik, dan hukum.
Perempuan dan pria juga mempunyai kesempatan, jalan masuk serta peluang yang sama, sebagai sumberdaya pembangunan sebagaimana sasaran yang harus dicapai dalam tujuan pembangunan nasional jangka menengah dan jangka panjang maupun tujuan-tujuan pembangunan berkelanjutan hingga tahun 2030.
Atas dasar inilah, PHI ke-89 Tahun 2017 mengangkat tema “Perempuan Berdaya, Indonesia Jaya”, dan sub tema:
a. Meningkatkan jalan masuk ekonomi bagi wanita menuju wanita mandiri, sejahtera dan bebas dari kekerasan;
b. Peningkatan ketahanan keluarga untuk mewujudkan keluarga yang berpengaruh dalam banyak sekali bidang (kesehatan, ekonomi, pendidikan, kehidupan keluarga, kehidupan bermasyarakat dan berpengaruh dalam menyikapi perbedaan budaya).
Hal ini didasari oleh situasi dan kondisi bangsa Indonesia yang dikala ini sedang menghadapi situasi yang disebut oleh Kepala Negara “darurat” kekerasan terhadap wanita dan anak.
Kami berkeyakinan bahwa dengan bekerjasama, bergotong royong, saling membantu, pundak membahu, kita sanggup melaksanakan sesuatu dan mencapai hasil yang lebih baik. Kita mempunyai keinginan dan kemauan yang berpengaruh untuk sendiri maupun bahu-membahu menghindari, tidak melakukan, dan menghentikan semua bentuk kekerasan dalam ranah pubik maupun domestik (dalam rumah tangga).
Peserta upacara yang saya hormati,
Pada kesempatan PHI ke-89 ini, kami juga ingin memberikan bahwa pelibatan dan peningkatan tugas kaum pria dan keluarga dalam pembangunan, juga menjadi pecahan yang penting dalam rangka peniadaan segala bentuk diskriminasi dan tindak kekerasan lainnya, serta banyak sekali upaya untuk meningkatkan kesejahteraan bangsa. Sebagai contoh, maraknya banyak sekali duduk kasus bangsa dan kompleksitas masalah-masalah sosial yang terjadi di masyarakat seperti: kekerasan termasuk tindak pidana perdagangan orang (TPPO), pornografi, Infeksi Menular Se*k*su*al dan HIV/AIDS, narkoba, krimi*nalitas, dan lainnya yang disebabkan lantaran runtuhnya pondasi ketahanan dalam keluarga. Oleh lantaran itu, tugas keluarga dituntut lebih diperkuat, dibarengi dengan penanaman nilai-nilai kekeluargaan yang apabila dicermati, telah diwariskan oleh para leluhur kita semenjak dahulu kala.
Akhirnya, kami mengajak semua wanita untuk maju terus, bisa menjadi sosok yang mandiri, kreatif, inovatif, percaya diri, dan meningkatkan kualitas dan kapabilitas dirinya, sehingga bersama pria menjadi kekuatan yang besar dalam membangun keluarga, masyarakat dan bangsa.
Selamat Hari Ibu ke-89 bagi kita semua. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa melindungi semua langkah dan usaha dalam membangun bangsa dan negara tercinta.
Terima kasih
Waassalamu’alaikum Wr. Wb.
Demikian Isi Sambutan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak pada Upacara Bendera Peringatan Hari Ibu (PHI) ke-89 Tahun 2017. Semoga bermanfaat.
Berbagai Sumber
Adapun isi sambutannya menyerupai di bawah ini:
Sambutan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak pada Upacara bendera Peringatan Hari Ibu (PHI) ke-89 Tahun 2017 (22 Desember 2017)
Assalamu’alaikum Wr. Wb.,
Selamat pagi dan salam sejahtera.
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmat dan karunia-Nya, pada pagi hari ini kita sanggup hadir Bersama untuk mengikuti Upacara Bendera sebagai rangkaian terakhir dalam penyelenggaraan Peringatan Hari Ibu (PHI) ke-89 Tahun 2017, dalam keadaan sehat wal’afiat. Seperti tahun-tahun sebelumnya, PHI ke-89 Tahun 2017 ini diselenggarakan setiap tanggal 22 Desember.
Peserta upacara yang saya hormati,
Peringatan Hari Ibu setiap tahunnya diselenggarakan untuk mengenang dan menghargai usaha kaum wanita Indonesia, yang telah berjuang bahu-membahu kaum pria dalam merebut kemerdekaan dan berjuang untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
Tekad dan usaha kaum wanita untuk mewujudkan kemerdekaan dilandasi oleh keinginan dan semangat persatuan kesatuan menuju kemerdekaan Indonesia yang aman, tentram, damai, adil dan makmur sebagaimana dideklarasikan pertama kali dalam Kongres Perempuan Indonesia pada tanggal 22 Desember 1928 di Yogyakarta.
Peristiwa ini sekaligus sebagai tonggak sejarah bagi bangsa Indonesia dan diperingati setiap tahunnya, baik di dalam dan luar negeri. Komitmen pemerintah juga dibuktikan dengan diterbitkannya Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 316 Tahun 1959, yang menetapkan bahwa tanggal 22 Desember sebagai Hari Ibu sekaligus Hari Nasional bukan hari libur.
Peringatan Hari Ibu juga menawarkan bahwa usaha kaum wanita Indonesia, telah menempuh proses yang sangat panjang dalam mewujudkan persamaan tugas dan kedudukannya dengan kaum laki-laki, mengingat keduanya merupakan sumber daya insan dan potensi yang turut memilih keberhasilan pembangunan.
Momentum Hari Ibu juga dijadikan sebagai refleksi dan renungan bagi kita semua, wacana banyak sekali upaya yang telah dilakukan dalam rangka memajukan pergerakan wanita di semua bidang pembangunan.
Perjalanan panjang selama 89 tahun, telah mengantarkan banyak sekali keberhasilan bagi kaum wanita dan kaum pria dalam menghadapi banyak sekali tantangan global dan multidimensi, khususnya usaha untuk mewujudkan kesetaraan gender di Indonesia.
Arti penting lainnya dari PHI ialah upaya untuk mewariskan nilai-nilai luhur dan semangat usaha yang terkandung dalam sejarah usaha kaum wanita kepada seluruh masyarakat Indonesi, terutama generasi penerus bangsa semoga mempertebal tekad dan semangat untuk bahu-membahu melanjutkan dan mengisi pembangunan, dengan dilandasi semangat persatuan dan kesatuan.
Peserta upacara yang saya hormati,
Perempuan dan pria mempunyai tugas dan kedudukan yang setara di dalam mencapai tujuan negara serta di dalam memperjuangkan kesejahteraan di semua bidang pembangunan menyerupai bidang pendidikan, ekonomi, sosial, politik, dan hukum.
Perempuan dan pria juga mempunyai kesempatan, jalan masuk serta peluang yang sama, sebagai sumberdaya pembangunan sebagaimana sasaran yang harus dicapai dalam tujuan pembangunan nasional jangka menengah dan jangka panjang maupun tujuan-tujuan pembangunan berkelanjutan hingga tahun 2030.
Atas dasar inilah, PHI ke-89 Tahun 2017 mengangkat tema “Perempuan Berdaya, Indonesia Jaya”, dan sub tema:
a. Meningkatkan jalan masuk ekonomi bagi wanita menuju wanita mandiri, sejahtera dan bebas dari kekerasan;
b. Peningkatan ketahanan keluarga untuk mewujudkan keluarga yang berpengaruh dalam banyak sekali bidang (kesehatan, ekonomi, pendidikan, kehidupan keluarga, kehidupan bermasyarakat dan berpengaruh dalam menyikapi perbedaan budaya).
Hal ini didasari oleh situasi dan kondisi bangsa Indonesia yang dikala ini sedang menghadapi situasi yang disebut oleh Kepala Negara “darurat” kekerasan terhadap wanita dan anak.
Kami berkeyakinan bahwa dengan bekerjasama, bergotong royong, saling membantu, pundak membahu, kita sanggup melaksanakan sesuatu dan mencapai hasil yang lebih baik. Kita mempunyai keinginan dan kemauan yang berpengaruh untuk sendiri maupun bahu-membahu menghindari, tidak melakukan, dan menghentikan semua bentuk kekerasan dalam ranah pubik maupun domestik (dalam rumah tangga).
Peserta upacara yang saya hormati,
Pada kesempatan PHI ke-89 ini, kami juga ingin memberikan bahwa pelibatan dan peningkatan tugas kaum pria dan keluarga dalam pembangunan, juga menjadi pecahan yang penting dalam rangka peniadaan segala bentuk diskriminasi dan tindak kekerasan lainnya, serta banyak sekali upaya untuk meningkatkan kesejahteraan bangsa. Sebagai contoh, maraknya banyak sekali duduk kasus bangsa dan kompleksitas masalah-masalah sosial yang terjadi di masyarakat seperti: kekerasan termasuk tindak pidana perdagangan orang (TPPO), pornografi, Infeksi Menular Se*k*su*al dan HIV/AIDS, narkoba, krimi*nalitas, dan lainnya yang disebabkan lantaran runtuhnya pondasi ketahanan dalam keluarga. Oleh lantaran itu, tugas keluarga dituntut lebih diperkuat, dibarengi dengan penanaman nilai-nilai kekeluargaan yang apabila dicermati, telah diwariskan oleh para leluhur kita semenjak dahulu kala.
Akhirnya, kami mengajak semua wanita untuk maju terus, bisa menjadi sosok yang mandiri, kreatif, inovatif, percaya diri, dan meningkatkan kualitas dan kapabilitas dirinya, sehingga bersama pria menjadi kekuatan yang besar dalam membangun keluarga, masyarakat dan bangsa.
Selamat Hari Ibu ke-89 bagi kita semua. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa melindungi semua langkah dan usaha dalam membangun bangsa dan negara tercinta.
Terima kasih
Waassalamu’alaikum Wr. Wb.
Demikian Isi Sambutan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak pada Upacara Bendera Peringatan Hari Ibu (PHI) ke-89 Tahun 2017. Semoga bermanfaat.
Berbagai Sumber